beberapa pelajaran dari kontroversi karin 'awkarin' yang harus kita ketahui
Awkarin
Karin Novilda lagi viral di dunia maya. Sayangnya, bukan
karena prestasi. Cewek yang populer dengan username Awkarin ini tenar gara-gara
kontroversi di jagat internet.
Awkarin ini memang lagi populer berat di kalangan pelajar
seperti kita. "Gue udah ngikutin Awkarin dari ask.fm," kata seorang
pelajar SMA yang nggak mau disebutkan namanya.
Banyak yang bilang, hubungan cewek kelahiran 1997 dengan
pacarnya yang bernama Muhammad Gaga itu "relationship goals" banget.
Yup, Awkarin dengan pacarnya memang mesra banget. Sayang, mesranya itu sering
kelewatan. Mereka nggak takut tuh buat pamer foto ciuman bibir hingga setengah
telanjang di media sosial seperti Instagram dan Snapchat.
Nggak hanya kemesraan berlebihan yang jadi kontroversi di
media sosial Awkarin. Ia juga nggak ragu buat upload foto-fotonya merokok
hingga minum alkohol. Kelakuan Awkarin ini bikin ia makin tenar, karena banyak
haters yang bermunculan di media sosialnya. Tapi Awkarin sepertinya nggak
memedulikan para pembencinya. Ia tetap rajin bikin kontroversi serupa.
Puncaknya, pada Selasa (19/7) lalu. Awkarin rilis vlog baru.
Isinya, doi nangis-nangis curhat karena diputusin oleh si kekasih yang udah jadian
dari Februari 2016 lalu, Gaga.
Selain isi curhatan karena diputusin oleh cowoknya, Awkarin
juga cerita bahwa dirinya capek diserang haters. Bahkan, ada akun penebar aib
Awkarin di Instagram.
Yang kayak Awkarin ini sebenarnya sih banyak banget di media
sosial. Tapi nggak setenar dia aja. Seringkali, orang seperti mereka nggak tau
apa dampaknya ketika pamer kemesraan berlebihan dan nge-share apapun ke media
sosial. Anyway, supaya kamu dan pacar/gebetan kamu nggak jatuh ke lubang yang
sama seperti Awkarin. Berikut Beberapa pelajaran soal kontroversi ini.
Nggak kontrol media sosial bisa bikin depresi
Awkarin
Sosial media yang udah merajalela banget ini, dapat
menimbulkan efek yang buruk kepada diri kita sendiri. Terutama buat yang punya
haters.
Beberapa waktu lalu, American Academy of Pediatrics (AAP)
melaporkan hasil penelitiannya yang menyebutkan bahwa media sosial, termasuk
situs jejaring sosial seperti Facebook, MySpace, dan Twitter, situs game dan
virtual Club Penguin, Second Life, dan Sims bahkan situs video seperti YouTube
dan blog lainya, telah menyebabkan cyberbullying dan fenomena baru yang disebut
"Depresi Facebook" yang didefinisikan sebagai depresi yang terjadi
ketika pra remaja (anak-anak) dan remaja banyak menghabiskan waktu di situs
media sosial yang pada akhirnya mulai menunjukkan adanya gejala depresi.
Begitu juga dengan Awkarin. Kelihatan kok, di YouTube dan
medsos lainnya belakangan ini, di mana ia kesal banget dengan para haters-nya.
Bisa-bisa jadi gejala depresi.
Pamer kemesraan bisa hancurkan hubungan
Awkarin
Saat pacaran, senang rasanya membagikan pengalaman berkesan
atau foto yang menarik ketika sedang menghabiskan waktu berdua dengan doi.
Namun, kegiatan semacam ini di media sosial pun dapat mengganggu hubungan kamu.
Sara Altschule, pakar asmara di It's Just Lunch Seattle dan
peraih gelar magister di bidang Psikologi Konseling menyebutkan, ada beberapa
cara media sosial dapat membantu atau malah menghancurkan hubungan percintaan.
Mengumbar kemesraan di media sosial wajar saja, namun akan
berlebihan bila dilakukan terlalu sering. Menurut Altschule, nggak ada salahnya
sedikit menyimpan hal-hal pribadi dari media sosial meski nyatanya banyak
pasangan yang nggak bisa berhenti mengunggah kemesraan mereka. "Bila
kemesraan terlalu sering diumbar, mending diomongin dulu deh," sarannya.
Terlalu sering pamer kemesraan ke media sosial juga jadi
tanda nggak cinta lho.
"Jika kamu merasa pasangan mengunggah foto untuk
memperoleh perhatian, ini merupakan hal yang terbilang aneh sebenarnya.
Harusnya kalau menjalin hubungan, nggak usah sibuk-sibuk mencari perhatian dari
orang lain," tutur Artschule.
See? Awkarin-Gaga yang pamer banget tuh cuma 5 bulan
aja jadiannya.
Berkeluh kesah di medsos bisa mengundang kejahatan
Awkarin
Sebagian besar remaja bahwa tindakan mereka berkeluh kesah
di media sosial mengundang reaksi orang yang nggak bertanggung jawab untuk
melakukan tindakan kejahatan terhadap mereka.
Hal tersebut disampaikan Ketua KPAI Arist Merdeka Sirait.
Menurut Arist, kebanyakan para korban telah terjerat janji-janji dan bujuk rayu
dan hal itu yang kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin merusak masa
depan generasi muda.
"Para pelaku biasanya dengan online itu bisa mengetahui
kalau sasarannya sedang mengalami masa-masa di mana orang sekarang menyebutnya
lagi bete," ujar Arist.
Referensi dari: HAI Magazine dan Berbagai sumber
loading...
Post a Comment